
Sidrap, Sidraptimur.com — Dugaan pemerkosaan yang menimpa salah seorang dosen di Sidrap, menimbulkan kekecewaan dan pertanyaan besar.
Pasalnya, Rektor universitas tersebut, terkesan menghindar dan enggan memberikan klarifikasi terkait kasus yang mencoreng dunia akademik tersebut.
Upaya jurnalis menemui rektor, juga tak membuahkan hasil. Ia malah terlihat terburu-buru meninggalkan kampus saat hendak dikonfirmasi media.
“Tunggu ya, saya keluar makan dulu,” ujar Rektor, sambil berlalu, Rabu, 23 April 2025.
Sikap saling lempar tanggung jawab ini, semakin memperkuat dugaan bahwa pihak kampus enggan memberikan pernyataan resmi.
Padahal, publik menanti sikap tegas dari pimpinan institusi terhadap laporan serius yang menimpa salah satu dosennya.
Korban, dosen Fakultas Ekonomi, melaporkan rekannya sendiri, atas dugaan pemerkosaan yang terjadi pada 21 Februari 2025.
Laporan resmi telah dilayangkan ke Polres Sidrap pada 11 April dan kini telah masuk dalam tahap penyelidikan.
Korban sebelumnya menceritakan bahwa kejadian bermula saat dirinya pulang jogging dari Stadion Ganggawa, di Pangkajene, ibu kota Sidrap.
Tanpa disadari, terlapor mengikutinya hingga ke tempat tinggal dan diduga melakukan tindakan asusila secara paksa.
“Saya tidak tahan terus hidup dalam ketakutan,” ungkap korban yang baru berani melapor setelah mendapat dukungan dari keluarga.
Keheningan pihak kampus justru menimbulkan lebih banyak tanda tanya. Publik menanti langkah konkret dari institusi pendidikan yang seharusnya menjadi garda depan dalam menjunjung etika, keadilan, dan perlindungan terhadap korban kekerasan seksual.
Di tengah sorotan publik, diamnya pihak kampus terkesan sebagai bentuk penghindaran dan ketidakpedulian terhadap kasus serius ini.
Pada kesempatan lain, diproleh kabar jika korban memilih ‘Pulkam’ usai melaporkan insiden yang dialaminya. Ia butuh ketenangan.
Begitu pun dengan terlapor, ia yang sebelumnya kerap terlihat rajin di kampus, beberapa hari belakangan ini sudah tak tampak lagi. (*)


Tidak ada komentar